Thursday, January 24, 2008

Survey: Cara Paling Mudah Membayar Iuran Listrik




Berawal dari rasa kesal selama menjadi anak kos yang kebetulan menjadi petugas penarik iuran listrik yang tiap bulan mesti nombok, saya tiba2 punya ide bagaimana jika dilakukan survey kecil2an, dalam skup kos2 an saya. Inti masalah, bagaimana cara agar saya atau siapa pun yang menjadi petugas penarik iuran tidak nombok agar listrik di rumah kos tidak diputus oleh PLN gara-gara telat mbayarnya. Sebenarnya saya sudah tidak lagi menjadi petugas sih, karena petugas yang seharusnya sedang sakit dan harus pulang untuk menjalani perawatan, maka saya sebagai kepala suku disini harus mengambil alih kendali sehingga stabilitas kos tetap terjaga –weleh malah jadi kayak situasi genting saja.  Memang untuk kos-kosan yang tidak ditunggui oleh si pemilik harus ada aturan yang banyak dan tentu saja peran saya sebagai kepala suku disini menjadi penting,hehehe......mulai deh :-P.

Sistem petugas bergiliran sudah pernah dijalankan, tapi masih saja ada yang suka nunggak. Maka kemudian suka tidak suka -dengan kekuasaan saya, kemudian saya percayakan urusan setrum menyetrum ini pada temen saya itu. Pertanyaan dalam kuesioner yang akan saya sebarkan nanti hanya satu sebenarnya, yaitu cara apakah yang Anda pilih dalam membayar iuran listrik. Alternatif yang saya berikan hanya 3 yaitu:

  • Bayar sekaligus dimuka sekalian dengan uang sewa kamar, diserahkan kepada ibu kos. Pembayaran uang sewa kamar biasanya untuk 6 bulan, jadi bayar listriknya 6 bulan juga.
    Cara ini mungkin sudah lazim ada di tempat kos yang lain.

  • Dengan membuat semacam kotak amal atau kotak buat coblosan Pilkada/Pemilu.Jadi nanti masing-masing warga kos diberi amplop untuk diisi uang sesuai jumlah yang harus dibayarkan. Nanti amplopnya dimasukkan ke dalam kotak tadi.

  • Dibuka rekening bank khusus untuk menampung iuran warga kos tiap bulannya. Setiap warga kos bisa menyetorkan lewat transfer bank (via ATM, e-banking, m-banking) atau setor langsung.
    Cara 2 dan 3 mungkin jarang ada di tempat kos yang lain, namanya juga inovasi.


  • Tentu saja saya juga menampung usulan ide-ide lain yang mungkin dilakukan.

    Secara kebetulan kemaren siang, saya asik ngobrol sama temen2 kantor, kok kesimpulannya sama ya? Apakah jaman sudah berubah? Sebelum Anda bingung, topik ngobrolnya mengenai perilaku anak kos jaman sekarang. Hal-hal yang jaman saya dan teman2 dulu, perilaku2 yang merupakan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu diperingatkan, eh sekarang musti diperingatkan dulu, bahkan dengan keras dan emosi. Yaa hal-hal yang kecil sebenarnya, misalnya: kalau mandi keran dibuka, dan kalau sudah dibuka jangan sampai airnya meluber, menjaga kebersihan, tidak bikin ribut yang bisa menganggu lingkungan, hal-hal semacam itulah. Saya kira orang tua jaman sekarang musti bekerja lebih keras dalam mendidik anaknya, belum lagi godaan dari luar, gempuran budaya pop (televisi, film , internet, hp, dll). :-) Bersyukur juga saya dilahirkan lebih dulu -di jaman belum 'seramai' sekarang, jadi orang tua saya tidak 'bekerja' -mendidik sekeras sekarang, tapi juga mikir ntar giliran jadi orang tua betapa beratnya mendidik anak. Ah tapi tiap jaman kan ada konsekuensi masing-masing, so dinikmati aja....betul?

    2 Comments:

    At 9:36 PM, Blogger Vita said...

    walah dasar tukang survei :D pake quesioner segala.
    anyway, klo cara ketiga itu aga repot ya, "secara" klo trasfer tu biasanya minimal 50 rb gitu loh, emg, satu kos2an abis brp ratus sih?

     
    At 11:49 AM, Blogger imong said...

    Hehehe jaman dah maju gini lo, bayarnya kan bisa untuk 2 atau 3 bulan :-p 1 bulan? biasanya 300-400rb

     

    Post a Comment

    << Home

    Telah ditengok sebanyak:
    Counters
    Amazon.com Coupons