Wednesday, January 30, 2008

Ketika Pasar Klithikan Tidak Lagi Remang-remang

Sejak resmi dibuka pada November 2007 lalu, oleh Walikota Pak Herry, baru semalam saya masuk ke komplek Pasar Klithikan yang dulunya bekas pasar hewan Kuncen itu. Sewaktu masih di Jalan Mangkubumi dulu saya sering juga kesana, menemani teman mencari sepatu, hp, asesoris, dll. Harga yang miring tentu jadi pertimbangan utama, lepas dari masalah syubhat atau tidak, tapi beberapa kali mengantar teman kesana alhamdulillah selalu membeli barang yang baru, ataupun jika seken, barangnya bukan barang colongan. Seperti ketika teman saya beli hp seken, dus dan perlengkapan masih ada (no IMEI di hp sama dengan dusnya) dan keyakinan kami bertambah ketika ada orang yang menawarkan barang untuk dijual kemudian dimintai KTP oleh si penjual tadi.

Sejatinya yang namanya pasar klithikan biasanya menjual barang-barang seken, dengan ornamen lampu teplok, seperti yang saya kenal ketika menginjakkan kaki untuk pertama kali di Yogyakarta. Tapi lambat laun barang yang dijual semakin beragam dan dijual pula barang-barang baru masih dengan harga miring.
Suasana di lokasi yang baru sungguh berbeda. Kini lebih lapang, tempat parkir pun luas, dan tentu saja terang benderang. Berbeda dengan sewaktu di tempat yang lama, jika tidak tepat berada di bawah lampu jalan atau toko, tempatnya remang-remang, hanya diterangi lampu teplok saja. Kadang-kadang ada pula yang membawa lampu neon yang ditenagai oleh baterai. Keamanan juga nampak terjamin disana, beberapa orang satpam siap berjaga. Kompleks pasar itu sendiri terdiri dari 2 lantai. Barang yang dijual pun beragam, barang baru dan seken –khas pedangan pasar klithikan, tetapi pada umumnya didominasi oleh baju, hp dan asesorisnya serta barang-barang elektronik dan tools seperti obeng, tang dll. Terdapat toilet di salah satu sudutnya, samar-samar tercium bau karbol disitu –mungkin karena masih baru, di sudut yang lain ada musholla mini yang terbuka, saya tidak yakin ada yang mau dan bisa sholat disitu, di tengah kebisingan di sekitarnya. O, iya kalau di tempat lama pasar klitihikan hanya buka mulai sore sampai jam 9 malam, di tempat yang baru buka dari pagi sampai malam. Yang menarik, yang saya lihat di lantai 1 (saya tidak memperhatikan apakah di lantai 2 ada juga) yaitu ada tempat seperti locker di tengah2 los, bentuknya mirip bunker bawah tanah gunanya untuk menyimpan barang dagangan. Jadi pedagang tidak perlu repot membawa pulang barang dagangan dan peralatan jika pasar sudah tutup.

Pasarnya sendiri menurut saya sudah cukup luas, tetapi mungkin tidak cukup banyak untuk menampung seluruh pedagang klitihikan yang ada di Yogya. Dalam pengamatan saya, seluruh los pasar telah mempunyai penghuni, namun di sisi lain, terdapat sentra-sentra pedagang klithikan yang masih ada seperti di alun-alun kidul, seputaran suryowijayan, kemudian seputaran jalan asem gede. Saya kurang paham, apakah keberadaan pasar ini hanya untuk menampung eks pedagang yang semula berada di Jalan mangkubumi ataukah nantinya seluruh pedagang klithikan akan ditampung disitu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Telah ditengok sebanyak:
Counters
Amazon.com Coupons