Baca preview sekilas di detik.com, Kolom berjudul "Malu Peringati Seabad Harkitnas" (yang sayangnya karena bukan anggota jadi gak bisa baca utuh hehehe)...tapi intinya dah dapet, buat apa sih ngerayain dengan segitu wah, mewah, yang -pasti ngabisin banyak duit....kalau di luaran sana masih banyak yang sekian hari belum makan, yang mau minta kartu BLT tapi gak dapet-dan gak dapet ganti ongkos pulang pula...
Apa memang hobi bener ya kita pamer, perasaan hampir setiap acara kenegaraan atau acara laen yang 'besar', panitia cenderung menyuguhkan sesuatu hal yang fantastis, show up, ini lho Indonesia....biarpun harga minyak dunia melejit masih bisa bikin acara yang hebat...ck ck ck ...
Akan lebih bijaksana acara semacam perayaan 100th kebangkitan nasional tidak perlu pakai acara yang mewah dan wah,.. cukup tunjukkan saja setelah 100th kebangkitan nasional itu kita bisa apa? Jangan-jangan seremonial yang wah itu malah justru untuk menutupi kegagalan? Benarkah demikian dugaan saya?
Perhatikan ini: BBM mau naik, oke saja, APBN(P) memang diujung tanduk, tapi kemudian pemberian BLT apa tidak menjadikan masalah yang lain di kemudian hari?
Masih heran saya, betapa bangsa ini gemar sekali dengan model-pemecahan-masalah-yang-bagaikan-pemadam-kebakaran. Jika apinya sudah besar baru disiram.Beres.
Contoh.Ada pedagang kaki lima di ujung perempatan sebuah jalan besar.Satu, dua, tiga, sampai sepuluh didiamkan....baru setelah berkembang jadi 100 pedagang trus digusur..itupun hampir selalu pakai kekerasan.Seperti penyakit...bisul satu, dua, tiga, dibiarin...tunggu sampai jadi kanker kulit baru operasi apa ganti kulit sekalian. BBM naik, jumlah orang miskin pasti naiklah.Solusi? Udah, kasih uang saja beres!...tapi sampai kapan? apa gak lebih bermanfaat kasih mereka pekerjaan? bukan uang!
Sungguh sayang jika bangsa yang hidup di alam yang sangat kaya ini pada akhirnya hanya menjadi bangsa pengemis.....
So, apa arti 100th kebangkitan nasional? Bangkit dari tidur kemudian jadi pengemis? Semoga tidak demikian......
